oleh

Kemenangan Arsenal atas Colorado Rapids

Arsenal memulai kampanye pramusim mereka dengan awal yang bagus berkat kemenangan 3-0 atas Colorado Rapids. Kemenangan yang manis dengan para pemain muda mendapatkan banyak waktu untuk berada di atas lapangan.

Pada laga tersebut, Arsenal memiliki dominasi permainan yang signifikan. Tercatat ball possession Arsenal mencapai angka 70% dibandingkan lawan mereka. Kemenangan tersebut bisa dibilang merupakan kemenangan yang nyaman, terlebih beberapa individu tampil mengesankan sepanjang permainan.

Bukayo Saka, James Olayinka dan bocah baru Gabriel Martinelli menjadi aktor kemenangan lewat gol-gol mereka. Sementara pemain berpengalaman seperti Mesut Ozil, Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette baru dimasukkan di periode akhir pertandingan.

Dan inilah lima hal yang bisa dipelajari dari pertandingan Colorado Rapids vs Arsenal di laga pertama The Gunners di tur pramusim mereka di Amerika Serikat.

Calum Chambers memakai ban kapten pada pertandingan tersebut. Bersama Carl Jenkinson, Chambers menjadi satu dari dua pemain berpengalaman yang dimainkan pada laga tersebut sebagai starter.

Jelas masalah pertahanan adalah problem Arsenal, dan setelah performa gemilang Chambers saat dipinjamkan ke Fulham musim lalu, ia tampak siap dan terlihat meyakinkan untuk memastikan masa depannya di Arsenal.

Chambers layak mendapatkan itu. Penampilan solid, dominan, dan memiliki karakter bagus. Sesuatu yang mungkin dirindukan Arsenal.

Di tengah semua kehebohan mengenai transfer Arsenal -atau mungkin tak banyak yang heboh- pemain 18 tahun tersebut terlihat begitu menjanjikan.

Martinelli memulai sebagai penyerang kanan di formasi yang justru terlihat seperti 4-4-2. Namun pergerakannya begitu meyakinkan, mampu melibatkan diri dalam permainan dan kuat. Performanya itu ditutup dengan gol pada menit ke-60.

Dick Sporting Goods Park memiliki kapasitas 18.000, dan sebagian besar yang memenuhinya adalah penggemar Arsenal, dan banyak dari mereka yang datang dari Inggris dengan chants khas mereka ‘Ooh to be Gooner’.

Suporter ini akan berjuang demi klub mereka, membuat mereka didengar dan mereka menuntut pemilik klub untuk peduli, menolak diabaikan oleh para petinggi klub.

Pada laga tersebut, Arsenal tampak sangat muda dengan tujuh pemuda mengisi starting XI. Di usia muda itu, para youngster tersebut mampu tampil kuat secara fisik, disiplin dan secara taktik mumpuni.

Mereka tampak tak terpengaruh dengan tim lawan yang dihuni pemain yang lebih berpengalaman. Dengan adanya pembatasan dana untuk belanja pemain musim panas ini, ini akan luar biasa untuk melihat generasi baru muncul dari para pemain muda ini dan memberikan fans sesuatu yang membahagiakan.

Arsenal mungkin perlu satu periode di mana mereka membangun tim dengan para pemain muda mereka, sesuatu yang tak banyak tampak sejak tahun 1980-an ketika George Graham memunculkan nama-nama seperti Rocastle, Keown, Adams, Hayes dan Thomas. Bisa jadi musim ini waktunya.

Ada banyak pembicaraan mengenai masa depan Eddie Nketiah. Namanya bahkan disebut tengah frustrasi karena tak diizinkan untuk keluar dengan status pinjaman ketika Augsburg mendekat pada Januari lalu.

Namun ada alasan di balik keputusan Unai Emery menolak itu, dan sekarang Eddie Nketiah terlihat lebih dewasa dalam permainan, memiliki progres positif ketika bertahan dan ada di skuad utama The Gunners.

Ia telah tumbuh dengan kepercayaan diri, seorang finisher yang sangat baik dengan sentuhan yang baik. Tidak heran Bristol City menginginkannya dengan status pinjaman, tetapi apakah itu pilihan yang tepat?

Ya, ia mungkin akan menjadi pilihan ketiga di belakang Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubamyeng. Tetapi Arsenal kini sepertinya akan lebih mencari penyerang sayap ketimbang penyerang tengah karena keberadaan Nketiah.

News Feed