Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku galau melihat kondisi sepak bola Indonesia. Sumber masalah dari itu semua tak lain kerap terjadinya kericuhan antar-suporter.
Menurutnya, jika melihat sumber daya untuk mengembangkan sepak bola nasional tidak kalah dengan negara lain. Imam menyebut betapa banyak pesepak bola hebat di Indonesia. Antusiasme publik pun begitu besar terhadap sepak bola.
Tapi di tengah hiruk-pikuk yang ada, justru ada satu masalah besar dalam sepak bola Indonesia. Banyak suporter yang saling bermusuhan satu sama lain. Padahal sepak bola harusnya jadi ajang pemersatu anak bangsa.
“Indonesia banyak pesepak bola hebat, tapi kita belum berhasil merukunkan supotrer Tanah Air,” ungkap Imam sambutannya di Inisiasi Kota Layak Pemuda di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (8/11/2016).
Contoh nyata pun terlihat di stadion. Banyak suporter yang menyanyikan lagu atau yel-yel kurang pantas saat mendukung timnya. Mereka justru menghina atau memojokkan suporter klub lain. Itu jadi preseden buruk bagi sepakbola nasional. “Bahkan beberapa ujaran-ujaran, yel-yel yang disiarkan secara langsung, dilihat, dirasakan, dan ditiru anak-anak di luar stadion,” jelas Imam.
Ia mengingatkan hal seperti itu harusnya tidak lagi terjadi. Kesantunan suporter harus dijunjung tinggi. Makna dari sepak bola menjadi alat pemersatu anak bangsa juga harus benar-benar direalisasikan.
“Ini jadi kewajiban kita untuk mengingatkan. Model-model seperti ini harus kita sudahi. Sepakbola harus jadi alat pemersatu negeri ini, bukan jadi alat pemecah-belah negeri ini,” tegasnya.
Kegalauan Imam ini memang beralasan. Pasalnya, pertumpahan darah bahkan kehilangan nyawa jadi risiko yang harus ditanggung usai petikaian antar-suporter. Teranyar kabar pilu datang usai laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Solo.
Kericuhan pecah manakala suporter Persija, The Jak Mania yang ingin kembali ke Jakarta terlibat tawuran dengan sekelompok orang di Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon, Minggu (6/11/2016) petang. Dari insiden ini seorang The Jak Mania meregang nyawa.