Pelatih klub sepak bola junior di Italia, Massimiliano Riccini justru dipecat usai membawa timnya meraih kemenangan besar dengan skor telak 27-0. Torehan gol ganjal itu dinilai sang presiden klub dengan dalih tidak menghormati tim lawan.
Pertemuan dua tim U-18 antara Invictasauro dan Marina Calcio di Grosseto, Tuscany, pada Sabtu (16/11), memang menghasilkan skor fantastis. Adapun nama yang disebutkan pertama sukses membenamkan lawannya dengan 27 gol tanpa bisa dibalas.
Namun, hasil yang seharusnya dirayakan oleh tim tersebut justru berbuah petaka. Presiden klub, Paolo Brogelli, tak senang dengan kemenangan besar tersebut dan kemudian memecat sang juru taktik.
Adapun sebelumnya Direktur Olahraga dari Marina Calcio, Tiberio Pratesi, mengajukan protes setelah timnya dihantam oleh sang pemuncak klasemen, Invictasauro. Menurutnya, yang dilakukan pihak lawan merupakan tindak tak terhormat.
Pasalnya, pada laga tersebut Marina Calcio bermain tanpa kiper murni. Cedera memaksa klub tersebut memakai pemain dari posisi lain untuk mengisi tempat di bawah mistar. Alhasil, dua pemain Invictasauro mencetak enam gol, sedangkan satu mencatatkan sampai tujuh gol.
Atas hasil tersebut, Pratesi kemudian mendapat permintaan maaf melalui telepon dari pihak Invictasauro. Paolo Brogelli pun kemudian merilis pernyataan telah memutuskan mengakhiri kerjasama dengan Riccini.
“Kali terkejut dan sangat menyesal ketika mendengar tim junior kami mengalahkan Marina Calcio 27-0. Nilai dari sepak bola usia muda adalah antitesis dari kejadian tersebut. Lawan harus selalu dihargai dan itu tidak terjadi hari ini,” sebut Paolo Brogelli.
“Sebagai presiden, saya meminta maaf kepada pihak Marina. Saya umumkan direktur kami telah memutuskan, secara bulat, untuk memecat pelatih Riccini. Pelatih punya tugas untuk melatih pemain muda, tapi di atas segalanya juga untuk mengedukasi mereka. Itu tidak terjadi hari ini,” lanjut Brogelli dikutip dari SportBible, Senin (18/11/2019).
Keputusan tersebut tentu menuai sorotan publik. Adapun dilansir via GrossetoSport Riccini mengeluarkan bantahan, menyebut timnya tidak bermain dengan bertujuan untuk mempermalukan lawan.
“Tak ada satu pun di Invictasauro berpikir untuk mempermalukan atau menghina tim lawan. Kami bermain tanpa kebencian, tanpa maksud jahat secara kompetitif, dan hanya melakukan sedikit pelanggaran. Juniores sudah cukup dewasa untuk mengerti situasi,” ucap Riccini.
Mantan pelatih Invictasauro tersebut kemudian juga menganggap mencetak 27 gol bukan berarti tidak menghormati lawan. Adapun membantu lawan justru menurutnya merupakan tindak tak hormat.
“Kekalahan yang sebenarnya adalah melihat banyaknya kepura-puraan, tidak asli, dan pikiran yang dangkal keluar tanpa mengetahui faktanya,” sebut Riccini.