infomixbola.com – Rusia mengalami krisis finansial sejak pertengahan 2014 karena penurunan kepercayaan investor terhadap ekonomi Rusia. Kurangnya kepercayaan ekonomi Rusia berasal dari jatuhnya harga minyak Rusia 2014 dan sanksi ekonomi.
Harga minyak mentah Rusia jatuh dari harga 100 dolar AS per barel pada Juni 2014 menjadi 60 dolar AS pada Desember 2014. Penurunan harga ini disebabkan karena penurunan permintaan minyak di seluruh dunia.
Harga minyak yang jatuh terus membuat Rusia menjual minyaknya dengan harga rendah tanpa meningkatkan produksi minyak. Keuntungan menjadi berkurang dari penjualan minyak dan pemerintah memiliki pendapatan pokok yang rendah.
Pada Agustus 2015, harga minyak Rusia jatuh ke harga 37 dolar AS per barel. Kemudian harga tersebut menjadi lebih dari 45 dolar AS pada 28 Agustus 2015.
Penyebab kedua, Rusia mendapat sanksi ekonomi sebagai akibat intervensi militer di Ukraina pada 2014 hingga 2015. Meskipun dalam krisis keuangan, Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak meringankan sanksi ekonomi sebab Rusia telah membantu para separatis melawan Ukraina dalam perang di Donbass.
Mengutip pemberitaan Kantor Berita Rusia TASS, pekan ini, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev yakin Rusia dapat menggunakan sumber internal untuk pembangunan negara tanpa pinjaman dari negara lain.
Itu sebabnya tidak ada yang memaksa Rusia untuk tunduk pada negara lain.“(Rusia) tidak seperti negara lain. Kami tidak menunggu Kepala Dana Moneter Internasional untuk datang ke negara ini sehingga kita dapat meminta bantuan dana. Rusia dapat menyusun anggarannya tanpa itu,” ujar PM Rusia Dmitry Medvedev menegaskan.
Rusia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Tentu acara tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit.Ada kekhawatiran Rusia akan mengalami kesulitan menyelenggarakan acara tersebut di tengah situasi ekonomi krisis.
Namun presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan ia telah menerima jaminan dari pemerintah Rusia bahwa krisis ekonomi Rusia tidak akan mempengaruhi persiapan Piala Dunia 2018.Pada Februari 2016, anggaran Piala Dunia dipotong dan dibatasi menjadi 620 miliar rubel atau 9,3 miliar dolar AS (sekitar Rp. 123,2 triliun).
“Saya berpikir Piala Dunia tidak hanya meningkatkan pergerakan sepak bola tetapi juga perekonomian Rusia secara umum,” kata Infantino.
Di sisi lain, nama Infantino tercatat dalam kasus skandal dokumen Panama Papers. Baik UEFA dan Infantino telah membantah melakukan kesalahan terkait kasus tersebut.Infantino juga berpikir kasus tersebut tidak akan meruntuhkan reputasinya sebagai Presiden FIFA yang telah berjanji memimpin federasi sepak bola tersebut ke era baru. “Saya hanya ingin dinilai berdasarkan fakta dan pekerjaan saya,” ujarnya.