Ada yang berbeda dengan pelatih Bhayangkara FC, Ibnu Grahan. Selepas timnya dikalahkan Persib Bandung dengan skor 1-2, Rabu (12/10) kemarin, Ibnu mulai berani bicara lantang tentang kualitas pengadil. Menurut Ibnu, ada model baru dari praktek kecurangan di sepakbola Indonesia.
Kepada awak media, Ibnu berani bicara bahwa sportivitas di sepakbola Indonesia mulai ditinggalkan. “Sportivitas dalam sepakbola agaknya sedikit ditinggalkan. Jadi ada banyak faktor mencuri. Karena itu disahkan di peraturan pertandingan, jadi sah-sah saja,” ucapnya.
Misalnya dalam eksekusi tendangan bebas. Ada praktek dimana bola sudah ditendang sesaat sebelum wasit meniup peluit. Tentang praktek sportivitas di kalangan pengadil, Ibnu juga membeberkan temuan terbarunya.
Menurut Ibnu, memberi penalti untuk lawan sudah menjadi praktek kuno. “Wasit juga bisa mencuri. Mencurinya tidak lewat penalti atau tendangan bebas di dekat box, tapi mencuri timing,” jabar mantan pelatih Persela U-21 ini.
Ketika bertanding dengan Persib, Bhayangkara FC sempat unggul terlebih dulu lewat gol Ilham Udin Armaiyn. Namun kemenangan itu buyar karena Persib mencetak dua gol yang dicetak Zulham Zamrun dan penalti Vladimir Vujovic menit ke-81 dan 87.