infomixbola.com – Indonesia Soccer Championship (ISC) selesai menjalani pekan pertama, Jumat (29/4/2016) – Senin (2/5/2016). Sembilan pertandingan di level ISC A berhasil digelar relatif tanpa masalah berarti.
Pada sembilan laga itu, tujuh tuan rumah gagal menang –tiga di antaranya kalah (Persela lamongan 0-1 Persegres Gresik, Barito Putera 1-2 Bhayangkara Surabaya United, PS TNI 0-1 Madura United). Dilansir Viva, Senin, pelatih PS TNI Eduard Tjong mengatakan penyebab kekalahan adalah keterlambatan “panas” para pemainnya.
Di luar soal hasil, konfigurasi jadwal ISC A yang menggunakan sistem kompetisi penuh ini relatif lebih rapi –terutama bila dibandingkan dengan konfigurasi jadwal Liga Super Indonesia (ISL). Pertandingan hanya berlangsung pada Jumat-Senin dan tidak ada jam pertandingan sore hari apabila digelar pada hari kerja (Jumat dan Senin).
Ini mirip dengan kebijakan jam kick-off kompetisi di Eropa apabila pertandingan digelar pada tengah minggu. Misalnya, jadwal kompetisi bersistem turnamen seperti Liga Champions Eropa atau piala domestik (contoh; Coppa Italia) yang digelar pada pukul 19.00 atau 20.00 waktu setempat (dini hari WIB).
Sebenarnya konfigurasi jadwal ISC A punya kelemahan dari sisi kompetisi. Persaingan klub relatif tidak optimal lantaran tiada pertandingan yang digelar serempak seperti halnya kompetisi reguler di Eropa.
Tapi ini memang imbas yang tak bisa dihindari karena seluruh pertandingan ISC Adisiarkan langsung secara eksklusif oleh jaringan media Elang Mahkota Teknologi (Emtek). 306 pertandingan disiarkan langsung di kanal televisi SCTV, Indosiar, dan O Channel.
Emosional
Baru pekan pertama, kemarahan di lapangan pada keputusan wasit langsung muncul. Insiden laten ISL ini terjadi ketika tuan rumah Bali United bermain 1-1 dengan Pusamania Borneo FC (PBFC), Minggu (1/5).
Pada menit 85, seorang asisten pelatih PBFC diusir wasit lantaran memprotes terlampau keras. Para pendukung tuan rumah, Dewa Semeton, mengecam perilaku staf pelatih tersebut.
Tapi staf pelatih yang tak diungkap namanya itu justru bergerak menantang Dewa Semeton sehingga lemparan botol kemasan air minum dari tribun mengalir. Meski demikian, penonton bisa ditenangkan oleh para pemain Bali United dan pihak keamanan sehingga pertandingan bisa dilanjutkan.
Dilansir Tempo.co, pelatih PBFC Dragan Djukanovic kecewa pada kinerja wasit. Tapi kepada laman resmi klub asal Samarinda, Kalimantan Timur, itu, pelatih asal Montenegro itu mengatakan ; “Itu situasional dan itu normal dalam sepakbola, selebihnya (soal kinerja wasit) saya tidak ada tanggapan.”
Tata kelola masih compang camping
Bila di ISC A hanya terjadi satu insiden, tidak demikian di ISC B –level yang diikuti para kesebelasan Divisi Utama Liga Indonesia. Dilaporkan Tribun Pekanbaru, Selasa (3/5), PSPS Pekanbaru belum menerima uang subsidi sebesar Rp400 juta dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) –operator ISC.
Padahal menurut perjanjian, subsidi untuk klub-klub ISC B akan mendapat dana subsidi sebelum kick-off perdana 30 April. “Sampai sekarang kita belum terima dana subsidi. Ini sudah mau pertandingan kedua,” ujar manajer PSPS Zulkifli Nasution.
Urusan dana ini juga terjadi di sejumlah klub. Salah satu klub, Yahukimo FC, sempat kesulitan dana untuk mengikuti ISC B di Grup 8 (Indopos 25 April 2016). Sementara Laga FC Surabaya belum punya kandang.
Partai perdana mereka melawan Persik Kediri di Jombang, Jawa Timur, Minggu, gagal digelar. Diwartakan Pikiran Rakyat, polisi tidak memberikan izin dan menggembok stadion yang akan digunakan.
Padahal urusan stadion seharusnya sudah diverifikasi PT GTS sebelum ISC bergulir. Polisi punya dua alasan; stadion tidak layak dan pertandingan bertepatan dengan hari buruh (May Day).
Kepada Bola.net, Sekretaris Laga FC Arief Syarifudin mengatakan masih mencari kandang. Antara lain di Batu, Malang. “…jika homebase belum jelas, maka kita akan bertanding secara away,” katanya.
Soal ini, Direktur Utama PT GTS Joko Driyono mengatakan belum bisa memutuskan. Joko akan mempelajari laporan pengawas pertandingan dan panitia pelaksana.
“Nanti kita lihat tingkatan keputusannya apakah hanya perlu sampai di kami saja atau diteruskan ke Komisi Disiplin. Jika dijadwal ulang bagaimana, jika tidak bagaimana,” katanya kepada Pikiran Rakyat.
Laman resmi belum informatif
Seperti halnya laman resmi Liga Indonesia, situs ISC juga belum informatif. Hasil pertandingan tidak disertai informasi pencetak gol atau penerima kartu kuning/merah.
Di laman jadwal/hasil ; terdapat susunan pemain dan statistik pertandingan. Tapi tidak ada nama pencetak gol, penerima kartu kuning/merah, nama wasit dan para asistennya, serta laporan pergantian pemain.