Juergen Klopp gigit jari. Permintaan Liverpool terkait perubahan jadwal lanjutan Liga Premier menghadapi Sunderland pada 2 Januari 2017 ditolak Liga Premier.
Dengan demikian, dalam kurun waktu hanya 44 jam di awal tahun baru, The Reds harus bertanding sebanyak dua kali.
Pada Oktober lalu, Klopp telah menyuarakan kekecewaannya terkait jadwal laga tahun baru yang akan dilakoni Liverpool. Sebabnya, pada malam tahun baru, 31 Desember 2016, Liverpool bakal bertanding menjamu Manchester City di Anfield Stadium.
“Saya tidak gembira melihat skedul seperti itu. Kami hanya mempunyai waktu kurang dari 48 jam antara laga lawan City, 31 Desember, dan di kandang Sunderland pada 2 Januari. Bermain dalam waktu 2 hari memang ide yang menarik. Tapi, saya tidak percaya kalau itu dapat digelar dalam waktu yang kurang dari 48 jam,” ujar Klopp.
Klopp sadar betul dengan tradisi Boxing Day—partai yang digelar sehari sesudah Natal—dan jadwal ketat di akhir tahun, hal mana selalu dipertahankan Liga Premier di setiap musimnya,
“Tugas kami adalah meraih kemenangan. Saya paham dengan tradisi di sini. Tapi, seyogyanya ada kemungkina yang lain ketimbang melakoni laga yang berselang dua hari,” tegasnya.
Liga Premier mengakui menimbang permintaan Liverpool. Namun, mereka mengklaim tidak dapat menerima permintaan tersebut mengingat jika itu diluluskan bakal menjadi preseden berbahaya. Selain itu, City pun dituntut menjalani dua laga dalam waktu yang hampir sama, dimana pada 2 Januari, pasukan Pep Guardiola akan menjamu Burnley.
Ketatnya jadwal di akhir dan awal tahun tak lepas dari deal televisi. Setiap pertandingan yang ditayangkan secara langsung di layar kaca bakal memberikan pemasukan pada klub sekitar £ 1,2 juta atau sekitar Rp 19,2 miliar.