Musim panas tahun 2011 merupakan musim panas yang berat bagi Sir Alex Ferguson. Bagaimana tidak? Di musim panas itu, ia harus ditinggal salah satu maestro lini tengahnya, yaitu Paul Scholes yang memutuskan untuk pensiun.
Scholes yang terkenal sebagai jebolan Class of 92 sudah menjadi sosok yang tidak tergantikan di skuat MU. Tidak terhitung berapa besar kontribusi yang dibuat oleh pemain berjuluk Si Pangeran Jahe itu selama 18 tahun membela skuat Setan Merah.Kebutuhan gelandang MU pada saat itu juga meningkat. Pasalnya Owen Hargreaves resmi dilepas oleh Setan Merah setelah karirnya tidak berjalan mulus di Setan Merah.
Pada saat itu Manchester United tidak memiliki opsi yang memadai di lini tengah mereka. Hanya ada sosok Anderson, Michael Carrick, Darren Fletcher plus Ryan Giggs yang posisinya mulai ditarik ke tengah sebagai stok gelandang MU saat itu.
Dengan situasi seperti ini, logikanya Sir Alex Ferguson akan membeli gelandang baru. Namun ia memilih untuk tidak menghamburkan uangnya untuk membeli gelandang baru dan memilih untuk mengorbitkan salah satu berlian muda di tim mudanya, yaitu Tom Cleverley.
Tumbuh besar di Kota Bradford, yang berjarak 1 jam dari kota Manchester, Cleverley muda mulai mengawali karirnya di Manchester United pada tahun 2000.
Pada saat itu, Cleverley yang berusia 11 tahun berhasil diyakinkan untuk bergabung dengan akademi Manchester United setelah tampil apik di tim muda Bradford City. Perlahan tapi pasti, ia mulai menapaki bermain di beberapa tim kategori umur sebelum ia akhirnya menembus tim cadangan MU di tahun 2006.
Performa Cleverley di tim cadangan Manchester United saat itu menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Beberapa pelatihnya di akademi melihat kemiripan antara Cleverley dan Scholes, di mana sang gelandang punya akurasi umpan yang sangat bagus jika dibandingkan dengan pemain-pemain seusianya saat itu.
Tidak hanya punya kemampuan di atas rata-rata, Cleverley juga punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Ia dipercaya menjadi kapten tim muda United saat ia berusia 17 tahun. Ia juga mendapatkan nominasi Denzil Haroun Reserve Player of The Year, namun pada saat itu ia kalah dari Richard Eckersley.
Berkat kecemerlangannya di Tim muda MU, Sir Alex Ferguson memasukkan namanya dalam skuat pra musim United di musim 2008/09. Banyak fans MU itu antusias melihat aksi Cleverley, karena ia menandai debutnya melawan Kaizer Chiefs dengan membuat gol.
Meski ikut tur pra musim MU, namun sepanjang musim 2008/09 Cleverley tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk tampil lagi di tim utama MU. Akhirnya di bulan Januari 2009, Sir Alex mengirimkannya ke Leicester City untuk mendapatkan jam terbang.
Awal peminjamannya di King Power Stadium sangat menjanjikan, di mana ia langsung menjadi starter reguler di skuat The Foxes. Namun sayang musimnya di Leicester berakhir lebih dini karena ia mengalami cedera bahu yang cukup parah, namun berkat performanya, Leicester City promosi ke Championship setelah menjadi juara League One.
Di musim 2009/10, Sir Alex kembali meminjamkan Cleverley agar ia semakin matang. Kali ini ia dipinjamkan ke klub Championship, Watford. Bersama The Hornets, ia semakin dibandingkan dengan Paul Scholes setelah ia mengemas 11 gol dari 35 penampilan di Championship bersama Watford.
Meski tampil apik di Watford, Fergie merasa Cleverley belum siap bermain di tim utama MU. Alhasil ia kembali dipinjamkan ke klub Championship, Wigan Athletic. Meski tidak menunjukkan kontribusi sebagus saat ia membela Watford, namun ia memainkan peran krusial ketika Wigan selamat dari degradasi ke League One.
Melihat performa Cleverley selama tiga musim dipinjamkan, Fergie merasa sudah saatnya Cleverley diorbitkan di tim utama MU. Itulah mengapa ia memutuskan tidak membeli gelandang baru ketika Scholes pensiun.
Untuk menguji kesiapan Cleverley, sang gelandang muda kembali dilibatkan dalam tur pra musim MU. Salah satu agenda MU di pra musim mereka adalah pertandingan persahabatan melawan Barcelona, tim yang mengalahkan mereka di Final Liga Champions beberapa bulan sebelumnya.
Cleverley pada saat itu dimainkan selama 90 menit oleh Fergie. Hasilnya? MU menang 2-1 atas Barcelona di laga uji coba tersebut. Apiknya performa Cleverley itu mendapatkan apresiasi tinggi dari Fergie dan ia mengindikasikan bahwa Cleverley akan menjadi starter di awal musim.
Menepati perkataannya, Fergie menjadikan Cleverley sebagai starter saat melawan West Brom di partai pertama EPL musim itu. Ia bermain dengan apik selama 90 menit, sehingga ia kembali menjadi starter saat menghadapi Tottenham. Ia membawa MU menang 3-0 atas The Lillywhites, di mana ia membuat assist perdananya di tim utama Setan Merah.
Namun laga yang membuat fans MU yakin bahwa Cleverley adalah penerus Scholes adalah laga melawan Arsenal di Old Trafford. Meski tidak membuat gol atau assist, namun Cleverley menjadi otak di balik kemenangan telak 8-2 timnya atas The Gunners. Akurasi umpan dan visi permainannya panen pujian baik dari Fergie sendiri maupun beberapa pandit.
Tampil cemerlang di tiga laga perdana MU musim itu, Sir Alex Ferguson memutuskan untuk kembali menggunakan Cleverley melawan Bolton. Namun di laga ini adalah awal kejatuhan Cleverley karena ia harus ditarik keluar di menit ke-24 karena mengalami cedera. Ia harus absen selama lima pekan akibat cedera tersebut.
Pulih dari cedera, Cleverley disiapkan untuk bermain melawan Everton di Goodison Park. Pada laga itu semuanya berjalan lancar dan baik hingga menit ke-56 ketika ia harus ditarik keluar karena cedera ACL. Di sinilah awal petaka karir Cleverley karena Cleverley harus absen selama lima bulan untuk memulihkan cederanya tersebut.
Banyak keyakinan mengatakan bahwa cedera ACL itu merupakan cedera yang jahat. Selain proses penyembuhannya yang lama, banyak pemain yang permainannya mendadak buruk setelah mengalami cedera tersebut.
Itulah yang terjadi dengan Cleverley. Setelah pulih dari cedera ACL pada bulan Maret 2012, ia kesulitan untuk menemukan performa terbaiknya. Hingga akhir musim tersebut ia tidak pernah menjadi starter lagi.
Di musim 2012/13, kondisi Cleverley sempat membaik. Ia menjadi starter di tiga laga pertama Manchester United. Namun setelah itu performanya mulai fluktuatif lagi. Alhasil ia mulai sering duduk di bangku cadangan, di mana ia total hanya bermain sebanyak 18 kali menjadi starter.
Di era David Moyes, Cleverley masih diberikan kesempatan yang cukup banyak untuk unjuk gigi di skuat MU. Namun lagi-lagi performanya tidak stabil meski Moyes cukup banyak memberikannya kesempatan bermain.
Alhasil sejak bulan Januari tahun 2014, Cleverley tercatat hanya tujuh kali bermain di skuat MU, di mana tiga diantaranya ia hanya menjadi pemain cadangan.
Di musim 2014/15, Cleverley harus menelan kenyataan pahit. Ia dinyatakan tidak masuk dalam rencana Louis van Gaal, sehingga ia dipinjamkan ke Aston Villa.
Bersama Villa, Cleverley mulai menemukan momentum. Ia 31 kali bermain di Championship dan membuat tiga gol. Namun performa itu tidak cukup bagus di mata Van Gaal sehingga ia dijual ke Everton pada tahun 2015 silam.
Di Everton, Cleverley kembali berkutat dengan cedera lutut. Alhasil di musim perdananya ia hanya 22 kali bermain di skuat The Toffees, dan membuat dua gol dan lima assist bagi tim Merseyside Biru tersebut.
Namun di musim keduanya, Cleverley kalah bersaing dengan Idrissa Gueye yang dibeli Ronald Koeman dari Aston Villa. Alhasil ia banyak duduk di bangku cadangan sebelum ia akhirnya dipinjam ke Watford, tim yang mengorbitkan namanya.
Selesai masa peminjamannya, Cleverley memutuskan bertahan di Watford dan hingga kini menjadi pemain andalah bagi The Hornets.