Real Madrid sukses mengklaim trofi Piala Dunia Antarklub setelah mengalahkan Kashima Antlers 4-2 lewat babak adu penalti di partai puncak (18/12/2016). Namun, gelar tersebut justru bagai buah simalakama bagi skuat Zinedine Zidane.
Meski sempat meraih dua hasil positif pasca merengkuh trofi tersebut, performa Real Madrid dinilai merosot. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan tercatat hanya mampu meraih meraih satu kemenangan dari total lima laga terakhir.
Real Madrid bahkan harus terdepak dari turnamen Copa Del Rey oleh Celta Vigo setelah kalah agregat 2-3. Beberapa statistik ini lantas menimbulkan spekulasi, jika tim ibukota Spanyol tersebut akan mengalami nasib sama seperti pada musim 2013-2014.
Pada periode tersebut, Real Madrid masih dinahkodai Carlo Ancelotti dan berstatus sebagai juara Liga Champions. Pelatih asal Italia itu juga sukses membawa timnya meraih gelar Piala Super Eropa untuk publik Santiago Bernabeu.
Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bahkan tampil gemilang pada musim kompetisi 2013-2014. Mereka tercatat meraih 22 kemenangan beruntun di semua ajang pada periode tersebut.
Tren positif itu termasuk ketika Real Madrid menang 2-0 atas San Lorenzo pada partai puncak Piala Dunia Antarklub. Alhasil, Real Madrid sukses menjuarai trofi tersebut untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Namun, Real Madrid bagai kehabisan bensin setelah mengklaim gelar tersebut. Setelah pergantian tahun, mereka harus menelan dua kekalahan beruntun dari Valencia dan Atletico Madrid.
Badai cedera serta kondisi fisik para pemain yang tidak fit ketika itu, membuat Real Madrid kesulitan mengarungi sisa kompetisi. Alhasil, publik Santigo Bernabeu terdiam karena tidak ada satupun gelar yang didapat pada akhir musim.
Fakta tersebut menujukkan, jika kondisi Real Madrid ketika itu memiliki kemiripan dengan era Zinedine Zidane saat ini. Jika sang pelatih tidak segera berbenah, bukan tidak mungkin jika Sergio Ramos dan kawan-kawan akan kembali menelan pil pahit setelah musim berakhir.