Sebuah pengakuan dibuat oleh Luke Shaw. Bek Manchester United itu mengaku sangat dongkol dengan penghentian semua kompetisi saat timnya tengah tampil bagus-bagusnya.
Sejak pertengahan Maret 2020 kemarin, hampir semua kompetisi di Eropa dihentikan. Hal ini dikarenakan merebaknya virus corona, sehingga jika kompetisi sepakbola terus dilanjutkan, ditakutkan akan memperparah proses penyebaran virus tersebut.
Sebelum kompetisi ditangguhkan, Manchester United sebenarnya sedang tampil on fire. Anak asuh Ole Gunnar Solskjaer itu membuat total 11 laga tanpa kekalahan, dengan mencetak 29 gol dan kebobolan dua gol saja.
Shaw mengaku dongkol ketika kompetisi harus dihentikan ketika timnya tampil cemerlang. “Saya rasa itu adalah situasi yang paling mengecewakan, karena kami tengah berada dalam momentum yang bagus, lalu tiba-tiba semuanya harus dihentikan,” ujar Shaw kepada situs resmi Manchester United.
Shaw berharap pandemi virus corona ini bisa sesegera mungkin berakhir sehinga kompetisi bisa digulirkan kembali.
Sambil menunggu pandemi ini reda, Shaw berharap semua orang mengikuti protokol kesehatan yang ada agar penularan virus ini semakin mengecil.
“Semoga saja semuanya bisa berubah ke arah positif setelah ini, dan saya rasa semuanya harus tetap mengikuti petunjuk dan instruksi untuk tetap berada di rumah.”
Shaw juga mengakui bahwa ia dan rekan-rekannya sudah sangat rindu untuk merumput lagi. Oleh karenanya ia dan penggawa MU yang lain terus bekerja keras untuk menjaga kondisi tubuh mereka tetap fit.
“Semoga saja kompetisi bisa dilanjutkan sesegera mungkin. Saya tahu bahwa kami [pemain] rindu bermain, namun saya yakin para fans lebih merindukannya.”
“Semoga saja bulan depan kami sudah bisa bermain. Kami hanya perlu terus bekerja keras, dan ketika hari itu datang, kami sudah siap untuk bertanding.” ujarnya.
Dalam masa pandemi corona ini, semua klub di Inggris meliburkan para pemainnya termasuk Manchester United.
Sebagai gantinya para pemain MU berlatih di rumah, di mana video mereka berlatih harus disetorkan ke grup khusus mereka.