infomixbola.com – Leicester City sukses merebut gelar juara Liga Premier Inggris musim 2015/2016. Meski bukan tim unggulan, Leicester mampu memenangkan persaingan dan mereka bisa menyegel status juara saat liga berjalan 36 pekan.
Skuat The Foxes berhasil mengumpulkan 77 poin hasil dari 22 kemenangan, 11 imbang dan tiga kekalahan. Meski kesuksesan ini diraih bersama, namun gelar juara Leicester tak lepas dari sosok penting yang sering jadi andalan dalam tiap pertandingan.
Berikut, delapan sosok penting yang berpengaruh besar pada kejayaan Leicester City:
1. Kasper Schmeichel
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, itulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan karier Kasper Schmeichel. Kiper kebangsaan Denmark tersebut akhirnya menyamai prestasi sang ayah, Peter Schmeichel yang merasakan gelar juara Liga Premier Inggris bersama Manchester United.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Schmeichel junior dipandang sebelah mata. Hal demikian wajar, sebab penampilannya sangat buruk dan ia bahkan pernah dibuang klub sebesar Manchester City.
Schmeichel lalu bergabung dengan Notts County, Leeds United dan akhirnya mendarat di Leicester pada musim 2011/2012. Musim ini, ia tak tergantikan di skuat utama The Foxes. Dari 36 pertandingan di Liga Premier Inggris, kiper 29 tahun tersebut hanya kebobolan 34 gol.
Pemain bertubuh gempal ini punya peranan penting di lini pertahanan Leicester. Meski usianya sudah 32 tahun, Morgan sangat tangguh dan sulit dilewati oleh pemain-pemain yang lebih muda.
Gelar juara yang diraih Leicester musim ini tak lepas dari aksi Morgan di laga kontra Manchester United, 1 Mei 2016 lalu. Saat itu ia berhasil mencetak gol dan karena hal tersebut poin Leicester makin menjauh dari tim peringkat dua, Tottenham Hotspur.
Pemain berpostur jangkung ini pernah memperkuat Chelsea dari 2002-2006. Namun kariernya tidak bersinar sebab ia hanya dijadikan pemain cadangan.
Setelah itu Huth mencoba peruntungannya di Middlesbrough dan juga Stoke City. Pemain kebangsaan Jerman ini lalu pindah ke Leicester di musim 2014/2015 dan sejak saat itu, perannya tidak tergantikan. Bersama Wes Morgan, keduanya jadi benteng kokoh di lini pertahanan The Foxes.
4. Danny Drinkwater
Gelandang tangguh kebangsaan Inggris ini pernah dicap gagal oleh Manchester United. Meski dibesarkan di akademi MU, Drinkwater justru dianggap mengecewakan. Ia akhirya dipinjamkan ke sejumlah klub kecil sebelum akhirnya ditampung Leicester pada musim 2011/2012.
Sejak awal kedatangannya, Drinkwater tidak tergantikan. Kemampuannya semakin matang dan ia berhasil membuktikan itu di musim 2015/2016. Pemain 26 tahun ini menjelma jadi gelandang tangguh dan berkat penampilannya, ia berpeluang memperkuat Timnas Inggris di Piala Eropa 2016.
5. N’Golo Kante
Pelatih Leicester, Claudio Ranieri sangat jeli dalam bursa transfer pemain di musim panas tahun lalu. Saat itu ia merekrut N’Golo Kante yang kariernya terbilang biasa saja bersama klub Ligue 1 Prancis, Caen.
Namun di musim pertamanya dengan Leicester, Kante berubah jadi pemain serba bisa yang sangat berkualitas. Aksinya di lini tengah begitu menawan hingga akhirnya ia dilirik klub raksasa seperti Arsenal dan Manchester United. Pemain berusia 25 tahun ini bahkan dipercaya memperkuat Timnas Prancis pada dua laga uji coba, Maret 2016 lalu.
6. Riyad Mahrez
Tiga tahun lalu Mahrez hanya bermain di divisi dua Ligue 1 Prancis. Namun kini sosoknya dianggap sebagai pemain terbaik di kompetisi sebesar Liga Premier Inggris.
Gelar tersebut pantas disandangnya sebab Mahrez berperan penting dalam rentetan kemenangan Leicester. Dalam 35 pertandingan, Mahrez bisa mencetak 17 gol. Dirinya juga banyak memberikan assist dan kini bakatnya diperebutkan oleh klub raksasa Eropa seperti Arsenal, Manchester City, Real Madrid serta Paris Saint Germain.
7. Jamie Vardy
Dari semua pemain Leicester, kisah Jamie Vardy mungkin jadi yang terbaik dan sangat menginspirasi. Sebelum namanya naik daun, Vardy hanyalah pemain amatir yang memiliki profesi sampingan sebagai buruh pabrik.
Sejak awal berkarier, Vardy tidak punya bakat istimewa. Ia hanya memperkuat tim kecil dan dari penampilannya, Vardy mendapat bayaran 30 pounds atau setara Rp 600 ribu.
Namun kini, sosoknya cukup disegani. Soal urusan mencetak gol, Vardy mampu mengalahkan striker papan atas seperti Wayne Rooney, Alexis Sanchez, Daniel Sturridge, Diego Costa, Radamel Falcao dan Romelu Lukaku. Kini ia sedang bersaing dengan Harry Kane dan Sergio Auero dalam memperebutkan gelar topskor musim 2015/2016.
Inilah kunci terpenting dari kesuksesan Leicester City. Pengalamannya melatih tim besar seperti Napoli, Fiorentina, Chelsea, Valencia, Juventus, AS Roma dan Inter Milan membawa Ranieri ke level terbaiknya saat ini.
Namun sebelum berjaya, Ranieri bagaikan pecundang karena sangat akrab dengan surat pemecatan. Tapi di balik itu, ia punya segudang pengalaman yang terbukti ampuh dalam membawa Leicester juara Liga Premier Inggris.